Petaka Akhir Zaman (Sebuah Pengantar)

Begitu kata hari akhir disebut biasanya seorang muslim langsung teringat akan hari kiamat, yakni saat dimana Allah menghancuran secara total alam raya yang fana ini. Kata lain dari hari akhir atau yaumul akhir atau yaumul qiyamah. Jadi beriman terhadap datangnya hari akhir identik dengan beriman terhadap terjadinya hari kiamat. Ini memang benar, tetapi belum lengkap. Sebab kelengkapan iman kepada hari akhir setidaknya mencakup tiga hal :
1. Iman terhadap apa-apa yang bakal terjadi sebelum hari kiamat (tanda-tanda akhir zaman).
2. Iman terhadap terjadinya peristiwa hari kiamat.
3. Iman terhadap apa-apa yangg bakal terjadi sesudah hari kiamat.

Banyak kaum muslimin yang memiliki cukup pengetahuan mengenai iman terhadap apa-apa yang bakal terjadi sesudah hari kiamat. Umumnya kita sudah tahu bahwa sesudah kiamat akan datang yaumul ba‘ats (hari berbangkit, dimana manusia akan dihidupkan kembali). Setelah itu akan datang yaumul mahsyar (hari penghimpunan, dimana manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar). Setelah itu akan datang yaumul mizan (hari pengadilan, dimana manusia akan diadili dengan seadil-adilnya orang per orang atau satu persatu). Yang terakhir barulah al-akhirah (akhirat), tempat hidup yang final dan kekal. Manusia hanya memiliki dua opsi di alam akhirat. Bila sukses di yaumul mizan maka dia akan bernasib sâ’idun khâlidîna fîhâ abada (bahagia kekal selama-lamanya di jannah). Semoga Allah memasukan kita ke dalam golongan ini. Sedangkan yang gagal pada hari pengadilan, maka dia akan bernasib syâqiyyun khalidân fîhâ abada (sengsara kekal selama-lamanya di neraka). Wa na‘ûdzu billâhi min dzâlika. Ya Allah, lindungilah kami darinya.

Jadi, pengetahuan bahwa hari akhir itu merupakan hari kiamat dan sesudah datangnya hari kiamat tersebut ada serangkaian peristiwa maha besar yang terjadi secara berurutan, hal ini sudah cukup banyak diketahui oleh kaum muslimin. Yang menjadi keprihatinan kita adalah masih banyak saudara-saudara kita yang belum mengerti, bahkan mungkin tidak terlalu peduli terhadap apa-apa yang bakal terjadi sebelum hari kiamat. Padahal pengetahuan serta keimanan terhadap bagian ini justru merupakan perkara yang sangat urgen dan relevan dengan kehidupan kita sekarang. Apalagi tatkala kita menyadari bahwa umat Islam merupakan umat akhir zaman. Artinya, tidak akan ada lagi umat manusia sesudah umat Muhammad saw. We are the last of mankind living at the end of time. Bila demikian keadaannya, berarti kita akan menjalani kehidupan yang terus-menerus dipenuhi dengan kemunculan tanda-tanda akhir zaman hingga tiba saatnya hari kiamat.
Semakin mendekati hari kiamat, maka tanda-tanda akhir zaman yang bermunculan semakin banyak mengandung fitnah dan menjadi ujian berat bagi setiap mukmin. Namun demikian, manusia masih diberi kesempatan oleh Allah Ta‘ala untuk beramal. Mereka masih memiliki freedom of choice – kebebasan memilih – antara jalan yang benar dengan jalan yang salah, antara tetap memelihara iman atau menanggalkannya alias menjadi kafir.

Keadaan sebelum berlangsungnya kiamat masih jauh lebih baik daripada ketika hari yang mengguncangkan tersebut datang. Sebab pada hari dimana sangkakala ditiup oleh malaikat sebagai pertanda dimulainya kiamat, maka bumi akan dihancurkan dan segenap makhluk dicabut nyawanya. Pada saat itu tentunya manusia sudah tidak berdaya untuk berbuat apapun.

يَوۡمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلۡفَرَاشِ ٱلۡمَبۡثُوثِ ٤ وَتَكُونُ ٱلۡجِبَالُ كَٱلۡعِهۡنِ ٱلۡمَنفُوشِ ٥
Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Al-Qari’ah [101]: 4-5)

No comments yet

Leave a comment