Isyarat Nabi ﷺ Terkait Penaklukan Persi & Romawi
Hadits 14. Dari Abu Hurairah radiyallahuanhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا هَلَكَ كِسْرَى فَلَا كِسْرَى بَعْدَهُ وَإِذَا هَلَكَ قَيْصَرُ فَلَا قَيْصَرَ بَعْدَهُ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتُنْفَقَنَّ كُنُوزُهُمَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Jika Kisra (Persi) telah binasa maka tidak ada lagi Kisra setelahnya, dan jika Kaisar (Romawi) sudah binasa maka tidak ada lagi kaisar setelahnya. Demi Dzat yang jiwaku ini berada dalam genggaman-Nya, harta benda mereka benar-benar akan diinfakkan untuk kepentingan Sabilillah.[1]
Dikutip dari buku : 400 Hadits Akhir Zaman
[1] HR. Bukhari: Al-Jihâd Wa As-Sair, hadits no. 3027. At-Tirmidzi: Al-Fitan, hadits no. 2313 [Tuhfah Al-Ahwadzi (6/462)].
9 Tanda-tanda Besar Kiamat
Menurut Syaikh Al Mubayyad, urutan secara kronologis tanda-tanda besar Kiamat sebagai berikut:
1. Pembenaman di timur,
2. Pembenaman di barat,
3. Pembenaman di jazirah Arab yang terjadi menjelang munculnya Al-Mahdi,
4. Dajjal,
5. Turunnya Isa bin Maryam,
6. Ya’juj dan Ma’juj,
7. Terbitnya matahari dari arah tenggelamnya,
8. Binatang yang berbicara kepada manusia,
9. Api yang keluar dari jurang Aden, atau angin yang mencampakkan manusia ke lautan.
Urutan tersebut adalah urutan menurut logika yang didapatkan dari penelitian dan pengkajian terhadap dalil-dalil terkait yang banyak jumlahnya dan ini akan diterangkan di sela-sela paparan pasal yang akan datang.
Tinggal satu tanda lagi yang masih terselubungi kabut misteri, yakni tanda asap (dukhan). Tanda ini diduga kuat merupakan pertanda pertama dari tanda-tanda besar hari Kiamat, lantas tanda-tanda yang lain muncul beriringan sesudahnya. Masih ada kemungkinan lain bahwa keluarnya asap itu sesudah terjadinya pembenaman di timur dan di barat, dan sebelum terjadinya pembenaman di jazirah Arab. Berdasarkan kemungkinan ini, berarti asap menempati urutan ketiga dalam rangkaian tanda besar Kiamat tersebut. Allahu’alam
Info selengkapnya baca buku : Ensiklopedi Akhir Zaman,
Karya Dr. Muhammad Ahmad Al Mubayyad
Nabi Isa Turun di Langit Damaskus
Kajian tentang turunnya Isa bin Maryam di akhir zaman menjadi tema yang cukup menarik perhatian, khususnya pasca revolusi Arab yang menerpa bumi Suriah. Kaum Muslimin ahlus sunnah wal jama‘ah meyakini kebenaran nubuwat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tentang turunnya Isa bin Maryam secara hakiki, tanpa takwil! sebab berbagai riwayat tentang turunnya Isa bin Maryam telah sampai pada derajat mutawatir maknawi.
Di sisi lain kajian ini merupakan bagian dari akidah ahlussunnah wal jama’ah, namun banyak terdistorsi dan terkontaminasi pemahaman batil. Banyak para pengkaji kristologi yang terjebak pada pemahaman keliru tentang hakikat turunnya Isa bin Maryam. Berangkat dari asumsi bahwa orang-orang Nasrani juga menanti sang juru selamat (Yesus) di akhir zaman, lalu mereka mengklaim bahwa akidah tentang turunnya Isa alaihissalam adalah akidah Kristen. Padahal kaum Muslimin meyakininya bukan lantaran membaca bibel atau ramalan para pendeta Kristen. Kaum Muslimin meyakininya karena keabsahan riwayat-riwayat yang mengisahkan tentang turunnya Isa bin Maryam alaihissalam.
Di sisi lain nubuwat tentang turunnya Isa bin Maryam adalah kabar gembira tersendiri bagi kaum Muslimin. Di tengah kerasnya konspirasi musuh-musuh Islam dari jaringan thaghut Internasional, maka janji Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam akan eksistensi segelintir umat Islam yang dijamin mendapatkan kemenangan merupakan kabar gembira yang melapangkan dada, dan itu semua memiliki hubungan yang erat dengan turunnya Isa bin Maryam alaihissalam.
Tatkala mereka telah sampai di Syam, barulah Dajjal muncul. Ketika mereka tengah mempersiapkan diri untuk berperang dan merapikan barisan, tiba-tiba datang waktu shalat. Pada saat itulah Nabi Isa bin Maryam turun. Ia memimpin mereka (untuk memerangi Dajal). Begitu melihat Nabi Isa, musuh Allah si Dajjal pun meleleh hancur bagaikan garam yang mencair. Sekiranya ia membiarkannya, sudah tentu musuh Allah itu akan hancur leleh. Namun Allah membunuhnya melalui perantaraan tangan Isa, sehingga Isa menunjukkan kepada kaum Muslimin darah musuh Allah itu yang masih segar menempel di ujung tombaknya.” (HR. Muslim: Kitâb Al-Fitan wa Asyrâth As-Sâ‘ah no. 5157)
Fitnah Akhir Zaman; Beriman Pagi Hari, Kafir di Sore Hari
SALAH satu sunnatullah yang berlaku pada manusia adalah banyaknya isyarat dan tanda yang mengiringi suatu kejadian. Peristiwa gunung meletus bisa diketahui dari turunnya beragam binatang buas dari puncak-puncak gunung. Gempa bumi bisa ditandainya banyaknya katak yang berkumpul di suatu tempat yang tidak sewajarnya. Gelombang tsunami bisa dilihat dari surutnya air laut secara tiba-tiba dalam kadar yang fantastis. Banjir bandang atau bencana alam lainnya pun para ilmuan sudah bisa memprediksi kejadiannya dengan melihat tanda dan isyarat yang mengiringinya. Begitulah kebijakan dan kemahaadilan Allah Subhanahu Wata’ala atas makhluk-Nya.
Bila untuk peristiwa bencana yang lazim terjadi Allah memberikan tanda-tanda agar manusia punya kesempatan menyelamatkan dirinya, tentunya untuk kiamat yang teramat dahsyat peristiwanya lebih layak untuk diberikan tanda dan isyaratnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai nabi terakhir sudah memberikan banyak isyarat dan tanda menjelang dekatnya akhir zaman dan datangnya kiamat besar. Riwayat-riwayat itu bercerita tentang fitnah, petaka, huru-hara, peperangan dan pembunuhan. Read more »
Tercabutnya Amanah dari hati manusia
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
“Jika amanah sudah disia-siakan maka tunggulah kedatangan hari Kiamat.” Maka seorang badui Arab bertanya kepada Rasulullah saw, “Bagaimanakah cara menyia-nyiakan amanah tersebut?” Beliau menjawab, “Jika suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saatnya (hari Kiamat tiba).”
Bangsa Arab yang dipilih Allah sebagai sahabat Rasulullah saw dikenal memiliki banyak kelebihan dan keistimewaan. Bahwa sejarah pernah mencatat fase kehidupan jahiliyah yang mereka lewati, namun di tengah masa jahiliyah itu mereka tetap memiliki banyak kemuliaan akhlak. Hanya karena belum mendapat sentuhan wahyu, maka kemuliaan akhlak itu seperti bongkahan emas yang tertimbun tanah. Mereka hobi berperang atas nama keberanian dan sikap ksatria. Mereka bunuh bayi wanitanya atas nama menolak kehinaan. Kegelapanlah yang membuat mereka terhalang dari kebaikan. Namun yang pasti, moral dasar mereka adalah kejujuran dan keteguhan memegang amanah. Read more »
Rillis Website Akhir Zaman
Terima kasih atas kunjungan, apresiasi dan komentar-komentar pengunjung selama ini di blog Akhir Zaman. Untuk kenyamanan bersama, kami merillis website baru di www.granadamediatama.com Kami juga masih mempertahankan blog ini untuk Anda yang berminat dan masih nyaman dengan pembahasan tema-tema akhir zaman. Sekaligus bila sewaktu-waktu tertarik mengunduh artikel-artikel di blog ini. Semoga bermanfaat. Wallahu musta’an.